Biar aku menjadi aku

>> 1/20/2010



Otakku berasa liar, bukannya ngak hargai idup, tapi belakangan terasa sedikit berat bagi hati dan nurani, mungkin ada pula orang yang terbebani demi yang disebut kehendak.


Sadar bahwa aku tidak akan merelakan hasrat ini kembali menjadi ngengat, (walaupun mungkin akan banyak tantangan yang dihadapi), tapi tetap dijalaninya untuk sebuah tujuan yang kuanggap suci dan baik bagi hidupku, walaupun mungkin tidak bagi yang lain ataupun segelintir dari mereka.

Bukankah tujuan setiap manusia adalah hidup tentram, dalam kedamaian?? Haruskah aku berkoar bahwa ada yang lebih penting dari ras, suku, agama, harta, materi, dan status lainnya? apakah hanya krn kerjaan mapan, serta masa depan gemilang dengan patokan materi yang lengkap...., tanpa dilengkapi dengan nurani yang baik dan tulus  lebih tinggi nilainya?

Tapi aku tidak mengejar itu semua....
aku hanya mengini ketentraman hati dan kehidupan apa adanya. Aku merindukan kebaikan bukan kebohongan, terlebih mengenai hati. Maka biarkan aku lepas mencari apa yang ku sebut ketentraman ...
 

Hidup itu susah, keragaman butuh toleran yang tinggi. Aku berterimakasih di hadirkan dengan ketulusan hati, sehingga saat aku melihat semua itu tampak baik adanya. Kadang aku ingin menodai hati ini dengan sedikit berfikir picik, tapi aku tidak pernah sanggup untuk menilai buruk tiap puzzle yang terbentuk di dunia ini, bahkan aku pun tidak pernah berkeberatan untuk berubah menjadi salah satu puzzle yang telah ada. Aku percaya semua yang ada adalah izin Sang Kuasa dan semua itu indah. Biarkan aku terbentuk dengan sendirinya sesuai alam dan keadaan. 

Aku memiliki Tuhan yang sama dengan diri mu ataupun dirinya ataupun mereka, Ia menjagaku dan menyayangiku baik aku sebagai puzzle A atau puzzle B, C dan lainnya. Ia tetap sama sejak aku dalam rahim sampai raga ini meninggalkanku nantinya. Sebagai apapun aku, aku merasa nyaman krn Ia selalu di hatiku dan aku di hati-Nya. Jadi jangan paksa aku untuk menjadi gambaran sesuai dengan keinginan kalian.

Benar dan salah tak ternilai jika tidak dipahami, manusia adalah ciptaan terhebat yang mampu mencerna dan mempelajari kehidupan dengan penerang hatinya sendiri dengan ijin Dewata. Permenungan panjang ini masih kujalani... dengan kepasrahan jiwa dan raga.

Read more...

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP